Loading...
world-news

UNIVERSITAS PADJADJARAN - PERIKANAN PSDKU PANGANDARAN


Akreditasi

A

Strata

S1

Perminatan

SAINTEK

Website

https://fpik.unpad.ac.id/

Sekilas Tentang PERIKANAN PSDKU PANGANDARAN

SEJARAH

Pendirian Jurusan Perikanan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran tahun 1965 pada dasarnya merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan sub-sektor perikanan melalui pengadaan tenaga akhli di bidang perikanan. Ahli-ahli perikanan yang dihasilkan lembaga pendidikan tinggi perikanan di Universitas Padjadjaran tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator dan dinamisator pembangunan, khususnya pembangunan sub-sektor perikanan baik untuk daerah Jawa Barat maupun luar Jawa Barat. Hal ini penting mengingat potensi sumberdaya perairan yang merupakan modal utama dalam pembangunan perikanan cukup besar ditambah lagi dengan besarnya potensi sumberdaya manusia di Indonesia. Di lain pihak, sumberdaya manusia yang akhli dan terampil di bidang perikanan di Indonesia sampai saat ini relatif masih sangat kurang.

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, struktur tenaga kerja di sektor kelautan dan perikanan berdasarkan tingkat pendidikannya, mayoritas tidak tamat SD, sebagian besar atau sekitar 79,5 persen tidak lulus SD, 19,6 persen hanya tamat SD, 1,9 persen berpendidikan SLTP, 1,4 persen berpendidikan SLTA, dan hanya 0,03 persen berpendidikan D3 atau S1. Dengan struktur pendidikan seperti itu, sulit untuk dapat meningkatkan produktivitas usaha perikanan mereka.

Menyadari hal itu semua, Prof.Dr.Ir.H.Gunawan Satari (alm), Guru Besar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran yang sangat “concern” terhadap pendidikan tinggi perikanan, tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan tinggi perikanan di Jawa Barat. Salah satu dari berbagai alternatifnya adalah membuka Jurusan Perikanan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, pada tahun 1964 mulai dilakukan langkah-langkah persiapan berupa pertemuan-pertemuan dan konsultasi dengan berbagai pihak terkait, diantaranya dengan Fakultas Perikanan IPB, Departemen Biologi ITB, dan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. Dengan Fakultas Pertanian UNPAD sebagai sponsor utamanya, ditetapkan pembagian kerja baik dalam hal penyediaan fasilitas laboratorium maupun rencana pembinaan kurikulum jurusan. Dalam hal pembinaan kurikulum, untuk mata kuliah dasar ditangani oleh Fakultas Pertanian Unpad, mata kuliah penunjang perikanan oleh Departemen Biologi ITB dan Fakultas Pertanian Unpad, dan untuk mata kuliah pokok perikanan oleh Fakultas Perikanan IPB dan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat.

Setelah segala persiapan dianggap selesai, maka pada tahun 1965, secara resmi Jurusan Perikanan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dibuka dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima pada saat itu sebanyak 30 orang. Secara resmi pula, Prof.Dr.Ir.H. Gunawan Satari ditetapkan sebagai pembina sekaligus Ketua Jurusan Perikanan pertama, dan sebagai Sekretaris Jurusan berturut-turut adalah: Drs. Trisna Luwia, Prof.Dr.Liem Yan Sioe, Ir.Gunawan Setiadharma, dan Ir.Sutandar Zainal.

Peningkatan Status Jurusan Menjadi Fakultas

Penyelenggaraan pendidikan tinggi perikanan dan kelautan dalam status Jurusan dengan fasilitas yang relatif terbatas, semakin terasa tidak memungkinkan untuk bergerak lebih berkembang, sehingga apa yang dihasilkan selama 38 tahun (1965-2003) ini merupakan hasil maksimal berdasarkan sarana dan kemudahan yang tersedia. Meskipun demikian, Jurusan Perikanan masih mampu mengembangkan diri dan menunjukkan produktivitas yang relatif tinggi, misalnya dalam pengadaan dan pengembangan staf pengajar (staff development). Pada tahun 2003, Jurusan Perikanan memiliki 46 orang tenaga pengajar tetap, dengan perincian: 7 orang Guru Besar (Profesor), 10 orang Doktor, 6 orang kandidat Doktor, dan 38 orang Master/Magister

Keberadaan Jurusan Perikanan ini semakin dituntut untuk lebih produktif, mengingat laju pembangunan sub-sektor perikanan juga semakin ditingkatkan, khususnya dalam mencapai tujuan pembangunan sub-sektor ini, yaitu: (a) meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, (b) meningkatkan produksi dan produktivitas usaha, (c) meningkatkan konsumsi dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, (d) meningkatkan devisa negara, (e) penyediaan lapangan kerja produktif, dan (f) pelestarian sumberdaya perairan.

Untuk menjawab tantangan dan memenuhi tuntutan pembangunan itulah, Jurusan Perikanan harus lebih ditingkatkan peranannya dalam mencetak dan menghasilkan sarjana-sarjana perikanan yang terampil, mampu berdiri sendiri, tanggap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, berjiwa pancasila dan penuh pengabdian serta mempunyai rasa tanggungjawab yang besar terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas, khususnya sub-sektor perikanan, baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.

Peningkatan peranan Pendidikan Tinggi Perikanan di Universitas Padjadjaran dalam menjawab tantangan dan memenuhi tuntutan pembangunan pertanian sub-sektor perikanan sulit dilaksanakan jika masih berada dalam lingkup keterbatasan, seperti dalam status Jurusan sekarang ini. Selain itu, lembaga pendidikan tinggi perikanan di suatu Universitas menurut PP No.27/1981 dan Kep.Men.No.0174/0/1983 tidak dibenarkan berstatus Jurusan dan harus diusahakan menjadi Fakultas bila memang dibutuhkan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan di atas, tidak ada pilihan lain lagi Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Univrsitas Padjadjaran untuk segera mengubah statusnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu menjadi Fakultas.  Sebagaimana telah disebutkan di muka, upaya untuk meningkatkan status Jurusan Perikanan menjadi Fakultas Perikanan  sudah dimulai sejak kepengurusan Jurusan Perikanan periode 1986-1989, yaitu dengan mengajukan usulan (proposal) kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Upaya ini terus dilakukan oleh kepengurusan Jurusan periode berikutnya, namun mengingat kondisi pemerintah yang belum memungkinkan, harapan untuk meningkatkan status Jurusan menjadi Fakultas belum berhasil.

Pada kepengurusan Jurusan Perikanan periode 2003-2007, upaya pengajuan usulan (proposal) kepada Dirjen Dikti diintensifkan kembali, dan Alhamdulillah untuk kali ini, Dirjen Dikti melalui suratnya Nomor 2015/D/T2005 tanggal 27 Juni 2005 telah menyetujui usulan pembukaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Surat persetujuan Dirjen Dikti ini kemudian dikukuhkan dengan Surat Keputusan Rektor Unpad Nomor: 1197/J06/Kep/KP/2005 tanggal 7 Juli 2005 tentang Peningkatan Jurusan Perikanan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

Dengan SK Rektor Nomor: 1198/J06/Kep/KP/2005 tanggal 7 Juli 2005, secara otomatis Ketua Jurusan Perikanan periode 2003-2007 yaitu Prof. Dr. Ir. H. Bachrulhajat Koswara, MS diangkat sebagai Pjs. Dekan pertama. Sementara untuk pengangkatan para Pembantu Dekan dilakukan melalui pemilihan secara demokratis oleh para dosen yang kemudian hasilnya diangkat berdasarkan SK Rektor.

Justifikasi dari pentingnya peningkatan status Jurusan Perikanan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Padjadjaran adalah sebagai berikut:

  1. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, terpanjang kedua setelah Kanada, dan luas laut sekitar 5,8 juta km2 yang terdiri dari 3,1 juta km2 luas laut wilayah dan 2,7 juta km2 luas laut ZEE. Dengan fakta fisik tersebut, Indonesia terkenal dengan kekayaan alam yang besar dan beragam, yaitu sumberdaya alam yang dapat pulih (renewable resources) seperti ikan,  udang dan organisme akuatik lainnya, serta sumberdaya alam yang tidak dapat pulih (non-renewable resources) seperti minyak bumi, gas, mineral dan bahan tambang lainnya.
  2. Kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang bekerja di sektor kelautan dan perikanan sangat rendah, dimana berdasarkan tingkat pendidikannya mayoritas tidak tamat SD, sekitar 79,5 persen tidak lulus SD, 19,6 persen hanya tamat SD, 1,9 persen berpendidikan SLTP, 1,4 persen berpendidikan SLTA, dan hanya 0,03 persen berpendidikan D3 atau S1.
  3. Struktur armada penangkapan yang pincang, dimana hanya sekitar 17 persen dari total armada perikanan nasional yang dikategorikan sebagai nelayan modern, dan sisanya adalah nelayan tradisional dengan kemampuan IPTEK yang rendah.
  4. Komitmen untuk mendayagunakan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan masih rendah, sebaliknya arah pembangunan masih banyak berorientasi ke darat (land based oriented).
  5. Implikasi dari semuanya itu, potensi sumberdaya kelautan yang besar dan beragamsebagaimana digambarkan di atas, belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena produktivitas usaha perikanan yang rendah. Sementara itu produktivitas yang rendah akan menyebabkan rendahnya pendapatan, dan pendapatan yang rendah akan menyebabkan kemiskinan nelayan, dan persoalan kemiskinan nelayan inilah yang menjadi penyebab dari ketidakmampuan nelayan untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga inovasi teknologi dan transfer pengetahuan tidak terjadi.
  6. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM perikanan yang rendah, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) telah menetapkan program peningkatan kualitas SDM di bidang kelautan dan perikanan baik melalui pendidikan formal maupun non-formal sebagai berikut:
    • Mengembangkan pendidikan tinggi perikanan yang setara dengan bangsa lain.
    • Mengembangkan pendidikan kejuruan perikanan sesuai dengan kebutuhan pembangunan perikanan.
    • Mengembangkan pelatihan dan penyuluhan untuk meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia perikanan.
    • Mengembangkan dan memberdayakan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan perikanan industri.
  7. Sejalan dengan program DKP dalam upaya meningkatkan kualitas SDM perikanan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, juga telah menetapkan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia ke depan yang akan diarahkan pada tiga isu utama, yakni peningkatan daya saing bangsa (nation’s competitiveness), otonomi (authonomy) pengelolaan pendidikan, dan peningkatan kesehatan organisasi (organizational health) penyelenggara pendidikan tinggi. Kebijakan Dikti ini tertuang dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010 (Higher Education Long Term Strtaegy, HELTS 2003-2010).
  8. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dengan berbekal pengalaman mengelola Jurusan Perikanan selama 40 tahun (1965-2005)diharapkan mampu untuk dapat menghasilkan lulusan (Sarjana Perikanan dan Kelautan) yang berkualitas, baik untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor kelautan dan perikanan, maupun SDM yang mampu menghadapi persaingan global.

LAB

Laboratorium Lapangan CIparanje

PROGRAM STUDI

Visi

Menjadi Fakultas Yang Unggul Berorientasi Riset dan Berdaya Saing Internasional di Bidang Perikanan dan Kelautan Tahun 2024.

Misi

  1. Menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi dalam bidang perikanan dan kelautan yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat pengguna jasa pendidikan tinggi.
  2. Menyelenggarakan riset yang berkualitas sesuai dengan keunggulan lokal dalam pengembangan keilmuan dan untuk pemecahan masalah di masyarakat, bangsa dan negara
  3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga pendidikan tinggi di bidang perikanan dan ilmu kelautan yang professional dan akuntabel untuk meningkatkan citra Fakultas.
  4. Membentuk insan akademik yang menjunjung tinggi keluhuran budaya lokal dan nasional serta mampu mengembangkan kewirausahaan dalam bidang perikanan dan ilmu kelautan.
  5. Menjalin kerjasama dengan berbagai mitra strategis dalam dan luar negeri secara berkesinambungan.